Pages


Monday, May 30, 2011

Bell Nuntrita, Penyanyi Lelaki Cantik Dengan 2 Suara Dari Thailand

Tidak ada yang tidak mungkin jika kita mau berusaha dan percaya diri.
Mungkin itulah yang ditunjukan oleh Bell Nuntrita, salah satu peserta di ajang pemilihan ‘Thailand’s Got Talent’ (kalau di Indonesia mirip dengan Indonesia Got Talent yang ditayangkan di Indosiar). Saat Bell Nuntrita Khampriranon menunjukan penampilan pertamanya, hal itu sangat menyita perhatian para juri dan penonton. Juri seketika itu bengong dan terpukau suara Nuntrita saat beraksi di atas panggung apalagi ditambah wajahnya yang cantik (sekilas terlihat mirip dengan Miyabi).

Penonton bersorak dan tertegun saat Nuntrita menyanyikan lagunya, tapi di tengah lagu tersebut secara mendadak mengganti vokalnya dari suara perempuan menjadi suara laki-laki. Wah.. para penonton semakin heboh bersorak memberikan dukungan dan tepuk tangan meriah.
Berikut video penampilan Bell Nuntrita di panggung Thailand’s Got Talent. Ia membawakan lagu dari DIY & Lula -- Yahk Roo Tae Mai Yahk Taam yang di remix dengan lagunya Mild-Unlovable:




Wajah cantik dan penampilan Nuntrita yang langsing dan modis serta suara yang lembut memang menambah sempurna penampilannya saat di atas panggung. Tetapi, siapa sangka dulunya Bell terlahir sebagai laki-laki.
Mungkin beberapa dari kalian tidak suka video ini karena statusnya dari sang penyanyi, Bell Nuntrita. Saya juga awalnya kaget hal ini tetapi saya tidak dapat menyangkal bahwa Tuhan memberinya suara menakjubkan kepada orang yang dikalangan jenis kelamin seksual dibilang sebagian orang “terbuang”.
Bell sangat bisa mengontrol nada suara buatannya? Tidak banyak orang yang mampu mengendalikan suara buatan bernada yang baik, dan lebih sedikit lebih mampu menyanyikan dua jenis suara dalam suara yang bagus dan lembut.
Thailand adalah sebuah negara di mana transgender diperbolehkan. Pada kenyataannya, mereka memiliki operasi transgender terbaik di dunia. Jika Anda pergi ke Phuket, tempat tujuan wisata paling terkenal di Thailand. Anda akan hampir tidak diakui yang sebenarnya laki-laki / satu perempuan. Bagi Anda yang sedang mencari yang asli, saya sarankan untuk tidak mencarinya di Phuket. Tetapi jika Anda tidak keberatan tentang hal itu, merasa bebas untuk memeriksa semua gadis cantik dan anak laki-laki tampan di sana.
Penasaran dengan lagu asli yang dibawakan Bell Nuntrita? Ini dia!

BOM D.I.Y. & LULA -- Yahk Roo Tae Mai Yahk Taam




Mild -- Unloveable




Foto2 Bell dalam berbagai gaya. Huw... cantik bgt yah..?? :(  saya yg cewek beneran aja jadi iri ne...hahaha,,




Sunday, May 29, 2011

Cerita Cinta dan Pengkhianatan Di Balik Taj Mahal

Tāj Mahal(تاج محل, ताज महल) adalah sebuah monumen yang terletak di Agra, India. Dibangun atas keinginan Kaisar Mughal Shāh Jahān, anak Jahangir sebagai sebuah musoleum untuk istri Persianya, Arjumand Banu Begum(juga dikenal sebagai Mumtaz-ul-Zamani atau Mumtaz Mahal). Pembangunannya menghabiskan waktu 23 tahun(1630-1653) dan merupakan sebuah adi karya dari arsitektur Mughal.

Sebenarnya ia hanya sebuah monumen. Dibangun selama 22 tahun oleh Shah Jehan sebagai musoleum untuk mengenang istri tercintanya Mumtaz ul Zamani yang lebih dikenal sebagai Mumtaz Mahal. Sebuah arsitektur atas nama cinta yang menjadi satu bangunan terindah di dunia.


Seusai dengan maksudnya, bangunan itu pun disebut sebagai Taj Mahal. Letaknya di Agra, India kawasan Uttar Paradesh. Persis di tepian Sungai Yamuna. Pembangunannya melibatkan 20.000 pekerja, arsitek paling ahli, seniman ahli kerajinan tangan, sejumlah ahli kaligrafi, pemahat, ahli batu dari seantero India, Persia, dan Turki. Dibangun dengan presisi, emosi, seni arsitektur mengagumkan.

Bangunan itu berawal dari sebuah janji. Berpangkal dari tahun 1631, saat Mumtaz Mahal terbaring sekarat di sisi suaminya Shah Jehan, setelah melahirkan anak ke-14 bagi sang raja. Perempuan itu menagih empat janji dari sang raja. Pertama memohon dibangunya sebuah Taj, kedua memintanya tidak kimpoi lagi, ketiga menuntut perlakuan baik suaminya pada anak-anak mereka, dan terakhir memintanya untuk mengunjungi makamnya secara teratur. Tak lama kemudian Mumtaz mahal pun meninggal.

Shah Jehan sangat terpukul dengan kematian istrinya, namun ia segera mewujudkan janji bagi sang istri tercinta. Maka ia memerintahkan pembangunan sebuah Taj pada 1631. Selama 2 tahun Shah Jehan mengurung diri dan berkabung. Lantas pada 1633, ia akhirnya menekankan pembangunan sebuah makam bagi istrinya di dalam bangunan yang sedang dikerjakan itu.

Lambang Cinta

Mengapa disebut lambang cinta? Mari kita mundur ke tahun yang lebih awal. Shah Jehan, awalnya bernama Khurrum Shihab-ud-din Muhammad, merupakan pangeran dari Dinasti Mughal. Ia lahir dari 1592 di Lahore, dan menjadi putra ketiga yang paling disayang kaisar Jahangir. Ia diplot sang kaisar untuk menggantikannya kelak, dan ia pun dididik secara khusus termasuk dalam bidang budaya, pengetahuan, dan seni beladiri serta kemiliteran.

Di usia 16 tahun ia mengejutkan ayahnya dengan desain markasnya di dalam benteng Kabul dan mendesain ulang benteng Agra, setelah diberi wewenang oleh sang ayah untuk memimpin sejumlah pasukan. Ia kemudian menikah dengan Akbarabadi Mahal menyusul istri kedua Kandahari Mahal. Tetapi cinta sejati justru berkembang saat ia jatuh hati pada gadis belia 14 tahun Arjumand Banu Begum, cucu bangsawan Persia.

Ia terpaksa menunggu selama lima tahun sebelum diizinkan menikahi gadis menawan itu pada 1612. Dan seusai pesta pernikahan yang megah itu, istri ketiganya itu diberi julukan Mumtaz Mahal Begum. Mumtaz Mahal justru menjadi istri yang paling disayang dan dimanjakannya. Begitupun sang istri ini selalu menemaninya dalam setiap penugasan ke luar daerah. Setia menemani di dalam istana, maupun di tenda-tenda dalam perjalanan sang pangeran. Cinta kedua anak manusia ini memang sangat romantis, intim, dan harmonis.

Dalam misi tempur dari sang ayah, pada 1617, Khurram berkat dampingan Mumtaz, berhasil menaklukkan Lodi di Decan, serta mengamankan wilayah perbatasan selatan kerjaan dinasti Mughal. Untuk itu ia dianugerahi gelar “Shah Jehan Bahadur” oleh sang ayah. Gelar yang memastikannya akan menduduki tahta dinasti kelima Mughal.

Sejak Shah Jehan masih menjadi pangeran dan panglima perang, Mumtaz Mahal memang selalu mendampinginya dalam keadaan senang maupun susah, suka dan duka. Kisah cinta mereka tersiar di kalangan prajurit dan rakyat. Sampai akhirnya ketika menggantikan posisi ayahnya sebagai raja, Mumtaz Mahal selalu setia pada Shah Jehan.

Semua kisah cinta itu tak terlupakan oleh Shah Jehan sampai akhir hayatnya. Ketika ang istri meninggal, ia pun merasa amat terpukul. Namun semua kenangan akan cinta sejatinya dituangkan dalam pembangunan Taj Mahal. Selama 22 tahun (sejak 1631) sampai 1653, keseluruhan Taj Mahal rampung dibangun.

Bangunan setinggi hampir 60 meter itu dibuat dengan basis batu marmer dan beberapa bagiannya diberi ukiran, hiasan, dan lapisan emas, perak, dan berlian. Semua mata takjub dan berdecak kagum. Melihat Taj Mahal, semua orang yakin bahwa tak ada bangunan lain yang mampu menandingi keindahannya. Benar-benar wujud cinta yang paling dalam. 

Taj Mahal mengandung keanggunan seorang wanita. Lengkungan-lengkungannya yang indah adalah matanya, sementara kubah-kubahnya menyerupai payudara yang membusung. Menara-menara menjadi jemari berhiaskan permata sedangkan pualam putih tentunya adalah kesempurnaan parasnya. Demikianlah Taj Mahal digambarkan, begitu anggun, begitu agung.

Untuk sebuah Taj Mahal, dibutuhkan 22 ribu pekerja, ratusan gajah serta waktu 11 tahun. Pembangunan Taj Mahal dihiasi pengkhianatan, cinta, perselingkuhan, serta persaingan yang penuh intrik. Jahanara pun akhirnya menemukan cinta yang diimpikannya di balik tembok-tembok Taj Mahal. Demi sang kekasih, Jahanara rela lari dari suami politisnya dan pergi melewati lorong sempit untuk memadu kasih dengan pujaan hatinya.

Tak lama setelah Taj Mahal berdiri, Shah Jahan digulingkan oleh putranya sendiri, Aurangzeb. Jahanara pun terjebak dalam perang saudara antara Aurangzeb dan kakaknya, Pangeran Dara Shikuh. Jahanara menyaksikan sang kakak dijatuhi hukuman mati oleh adiknya sendiri. Sejak kecil, Jahanara memang tak menyukai Aurangzeb dan sangat memuja Dara. Namun, takdir justru memutuskan Aurangzeb menjadi pemegang tampuk Hindustan. Shah Jehan dikurung di sebuah menara oleh anaknya sendiri. Beruntunglah Shah Jehan masi bisa melihat Taj Mahal, harta paling berharganya dari menara tersebut. Dengan melihat Taj Mahal itu, ia masih bisa mengenang hari-hari bersama istrinya dulu. Dia juga merenung, apakah mungkin ini hukuman untuknya, karena dulu Shah Jehan mendapat kekuasaan dengan cara menggulingkan paksa kakaknya sendiri. Seiring berjalannya waktu, Shah Jehn menjadi tua dan sakit-sakitan. Hingga ajalnya di tahun 1666, Shah Jehan pun dimakamkan di samping makam istrinya di dalam Taj Mahal. Menjadi lambang cinta sejati, hingga hari ini…


Taj Mahal dalam Mitos

Taj Mahal memang mengandung nuansa berbeda. Banyak kontroversi yang melambung dari sana. Mungkin karena aura dan keindahan bangunan tersebut memang mampu memengaruhi emosi pengunjungnya.

Jean-Baptiste Travernier mungkin menjadi “turis” Eropa pertama yang mengunjungi Taj Mahal. Dari kunjungannya tahun 1665, ia menuliskan bahwa kemungkinan Shah Jehan berencana membangun Taj Mahal dengan marmer hitam. Namun Shah Jehan mungkin sudah digantikan anaknya Aurungzeb sebelum Taj Mahal dibangun. Sehingga akhirnyadibuat dengan marmer putih.

Sisa-sisa marmer hitam masih terlihat di seberang sungai di Moonlight Garden, Mahtab Bagh, yang tampaknya mendukung versi legenda ini. Namun hasil penelitian dan penggalian di sana pada 1990 menemukan bahwa marmer itu adalah marmer putih yang berubah warna menjadi hitam. Teori tersebut juga sudah diuji coba pada 2006 di lokasi tersebut dan membuktikan bahwa marmer yang digunakan adalah memang marmer putih dan bukan hitam.

Masih banyak lagi mitos dan kontroversi soal Taj Mahal. Termasuk keraguan apakah Taj Mahal memang dibangun khusus untuk mengenang kisah cinta Shah Jehan bagi sitrinya Mumtaz Mahal, atau lebih daripada itu yaitu merupakan refleksi cinta yang lebih murni dalam konsep spiritual ilahi. Atau sekadar propaganda dinasti Mughal untuk menunjukkan kajayaan mereka semata? Belum ada yang bisa memastikan.

Bangunan yang mengusung konsep simetris itu merupakan satu pertanyaan lain. Lalu penataan kolam dan refleksi langsung Taj Mahal di atas air menjadi bahan perdebatan lainnya.

Seribu satu pertanyaan masih mengantung di seputar Taj Mahal…

Keindahan Mengagumkan yang Misterius


Taj Mahal mewakili arsitektur mewah yang terbaik dari dinasti Mughal. Aslinya mencerminkan perpaduan budaya dan sejarah kekasiran Islam Mughal yang pernah menguasai India. Walau bentuknya mirip tampilan fisik bangunan masjid, namun sesungguhnya ia merupakan sebuah makam penghormatan.

Taj Mahal Mudah dikenali dari ciri kubah putih marmer, tatanan kompleksnya dan areal taman di lahan seluas 22,44 hektar. Termasuk aea makam tambahan, infrastruktur pengairan, kota kecil Taj Ganji dan taman bulan purnama di utara sungai.

Dalam catatan sejarah Taj mahal masih diliputi kabut misteri. Masih tidak diketahui secara pasti latar belakang berdirinya kompleks Taj Mahal, walau diyakini sebagai persembahan cinta Shah Jehan terhadap istrinya Mumtaz Mahal.

Begitu juga dengan arsitek utama yang merancang bangunan tersebut. Ada yang menduganya adalah arsitek India, Persia, bahkan Italia. Yang pasti bahwa pembangunannya melibatkan kolaborasi sejumlah seniman, ahli, dan perajin dari berbagai daerah.

Namun sejumlah penelitian merujuk bahwa sang arsitek utama yang misterius itu kemungkinan besar adalah seorang Italia. Seseorang yang bernama Geronimo Veroneo. Dugaan muncul berdasarkan pernyataan Father Manrique, seorang Augustinian Friar, yang berkunjung ke Agra pada 1640 dalam upaya menjemput Father Antony yang akan dibebaskan dinasti Mughal dari penjara.

Namun kesaksian ini justru sangat ditentang oleh banyak orang yang meragukan ada seniman besar Italia di abad ke 17 yang berada di India. Namun sejumlah makam Kristen Padres Santos di Agra memang menjadi satu bukti bahwa orang Eropa sudah berada di Agra saat pembangunan Taj Mahal dan masa sesudahnya.

Satu kemewahan lain dari Taj Mahal adalah pengguaan materialnya yang didatangkan dari seluruh India dan Asia. Dindingnya dibentuk dengan potongan batu marmer dan batu pasir dalam teknik konstruksi pengunci besi. Seribuan gajah digunakan sebagai pengangkut material itu.

Untuk memenuhi kebutuhan batu pasirnya, didatangkan dari tambang di dekat Fatehour Sikri, lalu marmer putihnya dari Raja Jai Singh di Makrana, Rajasthan. Permata jasper berasal dari Punjab, permata jade dan kristal dari Tiongkok. Permata pirus dari Tibet, batu lapis Lazuli dari Afghanistan, batu safir dari Srilanka dan carnelian dari Arabia. Setidaknya ada 28 jenis batu permata yang digunakan sebagai penghias Taj Mahal.

Semua informasi detail mengenai pembangunan Taj Mahal memang masih terselubung. Entah mengapa bangunan yang belakangan ini tetap menjadi satu dari tuiuh keajaiban dunia modern (yang baru) itu, masih menyimpan rahasia besar. Namun nilai seni, sejarah, budaya dan filosofinya yang memang sarat akan tafsir, tetap menjadi satu warisan perdaban manusia. Sejak 1983, Taj Mahal sudah menjadi salah satu Situs Warisan Dunia yang ditetapkan UNESCO.

Thursday, May 26, 2011

Beauty of Maths

Ternyata Matematika yang membingungkan dan suka membuat sebagian orang di dunia pusing itu, juga dapat membentuk keindahan dari kombinasi angka-angkanya. Berikut ini adalah beberapa kombinasi dari beberapa angka yang dijumlahkan, kali, dan lainnya sehingga membentuk hasil yang indah untuk setiap hasilnya.




Peradaban Kuno Di Chichen Itza

Nama Chichen Itza berasal dari bahasa Maya yang berarti "Chi" mulut, "Chen" sumur ,dan "Itza" nama suku penghuni tempat itu sendiri. Puing sisa-sisa peradaban Maya di Amerika Tengah, seperti Chichen Itza, dulunya merupakan daerah perkotaan yang telah ditinggalkan oleh para Mayan jauh sebelum Cristoper Colombus untuk pertamakali Menginjakkkan kakinya di Benua Amerika. Piramida El Castillo bangsa Maya yang juga terletak di Chichen Itza sering disebut-sebut sebagai bangunan piramida kedua yang terkenal setelah Piramida Mesir. Namun berbeda dengan bentuk arsitektur Piramida Mesir, Piramida bangsa Maya bukanlah merupakan piramida berbentuk kerucut , karena pada puncaknya terdapat sebuah bidang datar yang digunakan sebagai tempat ritual mereka. Disekelilingnya, kita dapat menemui empat tangga yang berjumlah sekitar 91 undakan, dan terdapat satu undakan lagi pada bagian paling atas, sehingga total undakan keseluruhan berjumlah 365 undakan. Tinggi bangunan ini mencapai 24 meter, sedangkan area pada puncaknya yang digunakan untuk menaruh persembahan setinggi 6 meter.

Chichen Itza merupakan salah satu bagian dari 7 keajaiban dunia baru. Suatu tempat yang terletak di Yucatan, Meksiko ini merupakan sebuah situs purbakala peninggalan bangsa Maya paling populer dikunjungi oleh para wisatawan manca negara. Bangunan-bangunan yang terkenal dengan keindahan bentuk arsitekturnya tsb dibangun diantara 550-900 M oleh para Itza, salah satu kelompok suku bangsa Maya.
Namun entah mengapa pada abad ke-10 tempat ini ditinggalkan oleh mereka dan sejak saat itu bangsa Maya menghilang secara misterius. Karakteristik arsitektural Chichen Itza yang memiliki hubungan langsung dengan gaya Toltec Maya adalah: “El juego de la Pelota”, “El Castillo”, “El Grupo de las Mil Columnas”, “El tzompantli”, El Edificio de las Aguilas “,” El templo de los Guerrerros “, dan” El Mercado “. Semua bangunan tersebut memiliki motif hiasan yang sama ditemukan di Tula. Representasi-representasi yang paling sering adalah pejuang dan Quetzalcoatl.

Jika dilihat dari bentuk arsitekturnya, Bangunan-bangunan di kawasan Chichen Itza merupakan hasil alkulturasi seni arsitektur dari kebudayaan Maya dan Toltec. Toltec sendiri merupakan sebutan bagi bangsa yang mendiami suatu kawasan di Tollan, 45 KM utara Kota meksiko.


Daya tarik utama adalah piramida utama, sebuah bentuk persegi yang tingginya sekitar 75 kaki, El Castillo de la Emplumada Serpiente, yang berarti “Benteng dari Serpent berbulu,” yang digambarkan di atas. Ular berbulu adalah dewa populer di berbagai kebudayaan Mesoamerika. “El Castillo” pasti tempat diadakan upacara keturunan Kukulkan. Piramida memiliki tata letak astronomi khusus sehingga permainan cahaya dan bayangan terbentuk. El castillo terletak di tenhgah-tengan komplek, di puncak terdapat jalan masuk ke mahkota batu jaguar raja kukulcaan. Di el castillo terdapat 365 anak tangga. satu anak tangga melambangkan 1 hari , jadi 365 melambangkan hari dalam satu thun. perhitungan tersebut berdasarkan kalender maya

Kuil Chac Mool, pada dinding dan interior yang ada ukiran pilar berwarna dan penuh dengan ular berbulu, prajurit, dan imam. Bangunan atas hanya sebagian sebenarnya mencerminkan kemegahan. Ada tiga topeng diukir dengan hidung yang sangat panjang di dinding luar dan di sudut-sudut. Pada dinding bagian dalam kubah terdapat mural dengan adegan perang dan kehidupan sehari-hari. Altar meja dan bangku mungkin digunakan sebagai tempat duduk dan takhta untuk pejabat.

Peradaban yang memuja Dewa Quetzalcoatl ini dipimpin oleh seorang penguasa bernama Mixcoatl yang mempunyai arti "Naga Awan". Menurut sejarah, Bangsa Toltec yang terkenal lebih kejam dari Bangsa Aztec, pernah menyerbu kawasan Chichen Itza disekitar tahun 800 M. Chihen Itza sendiri merupakan puing sisa peradaban Maya paling mengesankan yang masih bisa dinikmati keindahannya hingga saat ini. Terdapat beberapa bangunan menakjubkan peninggalan peradaban bangsa Maya disini, diantaranya Piramida Kukulkan (El Castillo) sebagai pusatnya, lalu terdapat pula bangunan yang digunakan sebagai Observatorium astronomi mereka yang dinamakan El Caracol, serta beberapa bangunan lainnya seperti Temple of Jaguar dan Temple of the Wariors.


Dan bukan menjadi suatu rahasia lagi bahwa Bangsa Maya merupakan sebuah peradaban yang memiliki tingkat pengetahuan Astronomi yang sangat luar biasa. Hal tsb memang tak pernah diragukan lagi oleh para astronom pada saat ini. Jauh sebelum Nicholas Copernicus menyatakan bahwa bentuk bumi bulat serta teori heliosentris yang menyatakan matahari sebagai pusat tata surya, orang Maya sudah mengetahui akan hal itu jauh-jauh hari sebelumnya. observatorium astronomi bangsa Maya juga memiliki bentuk bangunan yang sangat spesifik. Dilihat dari sudut pandang masa kini, secara fungsional maupun bentuk luar observatorium bangsa Maya sangat mirip dengan observatorium masa kini, sebagai contoh misalnya menara pengamat observatorium Kainuoka / El Caracol yang juga terletak di kawasan Chichen Itza, di atas teras yang indah dan sangat besar pada menara tersebut, terdapat undakan kecil bertingkat-tingkat yang menuju ke teras.
El Caracol Observatory Ada beberapa kemiripan dengan observatorium sekarang, juga merupakan sebuah bangunan tingkat rendah yang berbentuk tabung bundar, pada bagian atas terdapat sebuah kubah yang berbentuk setengah bola, kubah ini dalam rancangan observatorium sekarang adalah tempat untuk menjulurkan teropong astronomi. Empat buah pintu di lantai yang rendah tepat mengarah pada 4 posisi. Jendela di tempat itu membentuk 6 jalur hubungan dengan serambi muka, paling sedikit tiga di antaranya berhubungan dengan astronomi. Salah satunya berhubungan dengan musim semi (musim gugur), sedangkan dua lainnya berhubungan dengan aktivitas bulan. Menara pengamat observatorium El Caracol ini adalah peninggalan terbesar dalam sejarah, peninggalan sejarah yang lain juga memiliki bangunan yang serupa. Semuanya dalam posisi yang saling merapat dengan matahari dan bulan. Belakangan ini arkeolog beranggapan bahwa astronom bangsa Maya pada zaman purbakala telah membangun jaringan pengamat astronomi pada setiap wilayahnya.


Hal paling mengerikan dari tempat ini adalah adanya dua cenotes (sumur alami) yang dijadikan tempat menaruh korban persembahan. Kabarnya, suku Indian Maya yang mendiami kota itu mempersembahkan jade, keramik dan bahkan manusia untuk dimasukkan dalam sumur itu.Di saat kekeringan melanda, suku Maya akan mengorbankan gadis-gadis muda untuk dimasukkan hidup-hidup ke dalam sumur itu. Chichen Itza merupakan simbol pemujaan dan ilmu pengetahuan. Peran sumur itu begitu penting karena di Semenanjung Yukatan tidak terdapat sungai. Satu-satunya sumber air ketika kekeringan melanda adalah dari sumur-sumur itu. Nama Chichen Itza pun berarti ‘di bibir mata air rakyat’ dalam bahasa Indian setempat. Dengan demikian, Chichen Itza berkembang menjadi pusat pemerintahan dan ekonomi kebudayaan Maya. Chichen Itza didirikan raja suku Toltec bernama Quetzalcoatl yang datang ke Semenanjung Yukatan bersama pasukannya. Saat itu suku Maya sudah berdiam di daerah tersebut, kemudian bersama-sama suku Toltec, mulai membangun berbagai kuil yang menyerupai piramid. Dengan demikian, periode puncak dari Chichen Itza merupakan campuran kebudayaan Toltec dan Maya. Salah satu kuil terbesar yang didirikan adalah Kukulkan. Berdasarkan legenda Maya, Kukulkan merupakan Dewa Ular Berambut jelmaan dari Quetzalcoatl. Kuil Kukulkan berupa piramid bertangga, dengan teras-teras. Di setiap sisi piramid segi empat itu terdapat anak tangga menuju puncak. Di puncak terdapat jalan masuk menuju ruangan Mahkota batu Jaguar Raja Kukulkan, yang dicat merah dan bintik-bintik hijau lumut. Di Chichen Itza ini juga terdapat sebuah lapangan permainan yang mirip dengan permainan bola basket masa kini. Permainan ‘pok ta pok’ yakni melemparkan bola melewati sebuah lingkaran di dinding 7 meter di atas tanah. Kapten dari tim yang pertama kali berhasil menembakkan bola akan dipenggal kepalanya sebagai persembahan untuk dewa-dewa. Pada tahun 1221, pemberontakan pecah. Atap-atap kayu, pasar dan kuil-kuil ksatria dibumihanguskan. Kekuasaan atas Yukatan pun berpindah ke Mayapan, sampai penakluk Spanyol datang.

Daya tarik utama adalah piramida utama, sebuah bentuk persegi yang tingginya sekitar 75 kaki, El Castillo de la Emplumada Serpiente, yang berarti “Benteng dari Serpent berbulu,” yang digambarkan di atas. Ular berbulu adalah dewa populer di berbagai kebudayaan Mesoamerika. “El Castillo” pasti tempat diadakan upacara keturunan Kukulkan. Piramida memiliki tata letak astronomi khusus sehingga permainan cahaya dan bayangan terbentuk.

Kuil Chac Mool, pada dinding dan interior yang ada ukiran pilar berwarna dan penuh dengan ular berbulu, prajurit, dan imam. Bangunan atas hanya sebagian sebenarnya mencerminkan kemegahan. Ada tiga topeng diukir dengan hidung yang sangat panjang di dinding luar dan di sudut-sudut. Pada dinding bagian dalam kubah terdapat mural dengan adegan perang dan kehidupan sehari-hari. Altar meja dan bangku mungkin digunakan sebagai tempat duduk dan takhta untuk pejabat.

Chichen Itza pertama kali dihuni antara 500 dan 900 Masehi oleh Maya tetapi untuk beberapa alasan maka ditinggalkan sekitar 900 dan 100 tahun kemudian diserang oleh Toltecs dari Utara. Ada banyak yang berkurang misalnya kedua dewa Maya termasuk dewa Chac dan Toltec termasuk Quetzacoatl. Untuk beberapa alasan kota itu ditinggalkan sekitar tahun 1300. Jika Spanyol tidak membuat kebijakan untuk membunuh semua imam Maya dan membakar buku-buku ketika mereka tiba di Meksiko, kita semua akan memiliki jawaban lagi.

Chichen Itza-Ketika pertama kali diselesaikan sebetulnya terutama menggambarkan pertanian. Selama Fase Sentral Periode Classic, disebut sebagai seni kemekaran bunga, (625-800 M) dan sains berkembang di sini. Itu saat dimana Chichen Itza menjadi pusat keagamaan penting, dibuktikan oleh bangunan yang didirikan: Red House, House of the Rusa, Wihara Biksuni, Gereja, Dzib Akab, Kuil Tiga Lintels dan House of Phalli.

Menjelang akhir Periode Classic, 800-925 AD, dasar-dasar peradaban megah ini lemah, dan Maya meninggalkan pusat agama mereka dan daerah pedesaan di sekitar mereka. Kemudian dibangun pusat-pusat yang lebih kecil dan kota-kota besar seperti Chichen Itza dikunjungi hanya untuk melakukan ritual keagamaan atau menguburkan orang mati. Orang-orang meninggalkan kota Itza pada akhir abad ke-7 Masehi dan tinggal di pantai semenanjung barat selama sekitar 250 tahun. Namun, pada abad ke-10 Masehi mereka kembali ke Chichen Itza.

Sekitar tahun 1000 Masehi Itza bersekutu dengan dua suku kuat, Xio dan Cocom, keduanya mengaku sebagai keturunan orang-orang Meksiko. Aliansi ini menguntungkan Itza selama sekitar dua abad. Selama waktu ini, orang-orang dari Chichen Itza menambahkan situs gedung-gedung megah bantalan sentuhan seni Toltec: beranda, galeri, tiang-tiang dan ukiran yang menggambarkan ular, burung dan dewa Meksiko.

Toltec mempengaruhi cara Itza yang lebih dari sekedar arsitektur. Mereka juga taat pada Itza agama mereka, yang berarti pengorbanan manusia dalam skala besar. Mereka memperluas wilayah kekuasaan mereka di Yucatan utara dengan aliansi dengan Mayapan dan Uxmal. Sebagai dasar politik Chichen Itza, kota ini ditambahkan bahkan dengan bangunan lebih spektakuler: Observatorium, Kukulkan Piramid, Kuil Warriors, MK Ball, dan Kelompok Kolom Seribu. Kuil Warriors telah dipahat dengan pilar relief, yang banyak mempertahankan warna asli mereka. Mural pernah menghiasi dinding-dindingnya. Hal ini dikelilingi oleh banyak bangunan hancur yang dikenal sebagai Grup dari Kolom Seribu. Pada 1194, aliansi Mayapan pecah antara Chichen dan Uxmal, dan kota ini secara bertahap terbengkalai.


Hingga saat ini,kita masih bisa menemukan sisa-sisa pengaruh kebudayaan Maya yang masih melekat pada beberapa penduduk di Kawasan Yucatan Peninsula dan sedikit di wilayah bagian Chiapas, bahasa asli suku Maya kuno masih banyak digunakan sebagai dialek sehari-hari mereka dan ditafsirkan empat sampai enam juta orang penduduk disekitar Yucatan masih menggunakan bahasa tsb. Hal tsb juga berlaku pada tradisi Bangsa Maya Kuno, masyarakat di Yucatan masih meneruskan banyak tradisi masyarakat Maya kuno seperti menanam tanaman pangan tradisonal mereka (jagung, buncis, cabai, tomat dan labu) dengan teknik yang sama, dan memilih menggunakan tanaman herbal sebagai obat-obatan mereka. Sekitar 550 M, Orang Maya berhasil menyelesaikan pembangunan dua buah Chichen (mulut sumur). Sumur pertama merupakan bagian yang dikeramatkan oleh mereka sedangkan bagian kedua dipergunakan untuk penggunaan sehari-hari. Chichen Itza, seperti kebanyakan pusat Maya lainnya, merupakan pusat aktivitas rohani mereka.Ritual-ritual persembahan yang ditujukan kepada para Dewa banyak dilakukan disini. Sejarah mengatakan bahwa kawasan Chichen Itza ditinggalkan oleh orang Maya disekitar 900 M, ini berbarengan dengan periode dimana 80 % Bangsa Maya dikatakan mengilang secara misterius. Hingga saat ini belum ada sebuah penjelasan yang bisa menjawab misteri menghilangnya populasi peradaban ini.

Saturday, May 21, 2011

Valhalla, Rumah Para Dewa Nordik

Dalam mitologi Nordik, Valhalla dikenal sebagai rumah para Dewa Nordik dan rumah untuk Dewa Odin, ayah dari Thor ( Dewa Petir ). Konon, tempat ini dipercaya sebagai tempat bagi setiap prajurit yang mati dalam pertarungan guna mempersiapkan diri menuju surga. Oleh sebab itu, Valhalla disebut-sebut juga sebagai surga para prajurit yang gugur di medan tempur.

Dalam kepercayaan suku Nordik, jikaada prajurit baru yang meninggal, ia akan dimasukkan ke dalam sebuah tempat yang bernama Valhalla, yang artinya adalah surga bagi para prajurit dan bangsawan.. Valhalla diyakini berada di sebuah daerah bernama Asgard di Islandia.



Seorang penulis asal Islandia, Snorri Sturluson, mengatakan bahwa Valhalla ditemukan pertama kali dalam tulisan prosa dan puisi Edda yang ditulis pada abad ke-13. namun, puisi-puisi itu didasarkan pada puisi Skaldic, yang usianya jauh lebih tua daripada Edda.

Menurut legenda, Asgard hancur dan tenggelam ke dalam laut saat masyarakat yang mendiaminya terlibat pertempuran dengan suku lain yang bernama Ragnarok.