Pages


Thursday, May 26, 2011

Peradaban Kuno Di Chichen Itza

Nama Chichen Itza berasal dari bahasa Maya yang berarti "Chi" mulut, "Chen" sumur ,dan "Itza" nama suku penghuni tempat itu sendiri. Puing sisa-sisa peradaban Maya di Amerika Tengah, seperti Chichen Itza, dulunya merupakan daerah perkotaan yang telah ditinggalkan oleh para Mayan jauh sebelum Cristoper Colombus untuk pertamakali Menginjakkkan kakinya di Benua Amerika. Piramida El Castillo bangsa Maya yang juga terletak di Chichen Itza sering disebut-sebut sebagai bangunan piramida kedua yang terkenal setelah Piramida Mesir. Namun berbeda dengan bentuk arsitektur Piramida Mesir, Piramida bangsa Maya bukanlah merupakan piramida berbentuk kerucut , karena pada puncaknya terdapat sebuah bidang datar yang digunakan sebagai tempat ritual mereka. Disekelilingnya, kita dapat menemui empat tangga yang berjumlah sekitar 91 undakan, dan terdapat satu undakan lagi pada bagian paling atas, sehingga total undakan keseluruhan berjumlah 365 undakan. Tinggi bangunan ini mencapai 24 meter, sedangkan area pada puncaknya yang digunakan untuk menaruh persembahan setinggi 6 meter.

Chichen Itza merupakan salah satu bagian dari 7 keajaiban dunia baru. Suatu tempat yang terletak di Yucatan, Meksiko ini merupakan sebuah situs purbakala peninggalan bangsa Maya paling populer dikunjungi oleh para wisatawan manca negara. Bangunan-bangunan yang terkenal dengan keindahan bentuk arsitekturnya tsb dibangun diantara 550-900 M oleh para Itza, salah satu kelompok suku bangsa Maya.
Namun entah mengapa pada abad ke-10 tempat ini ditinggalkan oleh mereka dan sejak saat itu bangsa Maya menghilang secara misterius. Karakteristik arsitektural Chichen Itza yang memiliki hubungan langsung dengan gaya Toltec Maya adalah: “El juego de la Pelota”, “El Castillo”, “El Grupo de las Mil Columnas”, “El tzompantli”, El Edificio de las Aguilas “,” El templo de los Guerrerros “, dan” El Mercado “. Semua bangunan tersebut memiliki motif hiasan yang sama ditemukan di Tula. Representasi-representasi yang paling sering adalah pejuang dan Quetzalcoatl.

Jika dilihat dari bentuk arsitekturnya, Bangunan-bangunan di kawasan Chichen Itza merupakan hasil alkulturasi seni arsitektur dari kebudayaan Maya dan Toltec. Toltec sendiri merupakan sebutan bagi bangsa yang mendiami suatu kawasan di Tollan, 45 KM utara Kota meksiko.


Daya tarik utama adalah piramida utama, sebuah bentuk persegi yang tingginya sekitar 75 kaki, El Castillo de la Emplumada Serpiente, yang berarti “Benteng dari Serpent berbulu,” yang digambarkan di atas. Ular berbulu adalah dewa populer di berbagai kebudayaan Mesoamerika. “El Castillo” pasti tempat diadakan upacara keturunan Kukulkan. Piramida memiliki tata letak astronomi khusus sehingga permainan cahaya dan bayangan terbentuk. El castillo terletak di tenhgah-tengan komplek, di puncak terdapat jalan masuk ke mahkota batu jaguar raja kukulcaan. Di el castillo terdapat 365 anak tangga. satu anak tangga melambangkan 1 hari , jadi 365 melambangkan hari dalam satu thun. perhitungan tersebut berdasarkan kalender maya

Kuil Chac Mool, pada dinding dan interior yang ada ukiran pilar berwarna dan penuh dengan ular berbulu, prajurit, dan imam. Bangunan atas hanya sebagian sebenarnya mencerminkan kemegahan. Ada tiga topeng diukir dengan hidung yang sangat panjang di dinding luar dan di sudut-sudut. Pada dinding bagian dalam kubah terdapat mural dengan adegan perang dan kehidupan sehari-hari. Altar meja dan bangku mungkin digunakan sebagai tempat duduk dan takhta untuk pejabat.

Peradaban yang memuja Dewa Quetzalcoatl ini dipimpin oleh seorang penguasa bernama Mixcoatl yang mempunyai arti "Naga Awan". Menurut sejarah, Bangsa Toltec yang terkenal lebih kejam dari Bangsa Aztec, pernah menyerbu kawasan Chichen Itza disekitar tahun 800 M. Chihen Itza sendiri merupakan puing sisa peradaban Maya paling mengesankan yang masih bisa dinikmati keindahannya hingga saat ini. Terdapat beberapa bangunan menakjubkan peninggalan peradaban bangsa Maya disini, diantaranya Piramida Kukulkan (El Castillo) sebagai pusatnya, lalu terdapat pula bangunan yang digunakan sebagai Observatorium astronomi mereka yang dinamakan El Caracol, serta beberapa bangunan lainnya seperti Temple of Jaguar dan Temple of the Wariors.


Dan bukan menjadi suatu rahasia lagi bahwa Bangsa Maya merupakan sebuah peradaban yang memiliki tingkat pengetahuan Astronomi yang sangat luar biasa. Hal tsb memang tak pernah diragukan lagi oleh para astronom pada saat ini. Jauh sebelum Nicholas Copernicus menyatakan bahwa bentuk bumi bulat serta teori heliosentris yang menyatakan matahari sebagai pusat tata surya, orang Maya sudah mengetahui akan hal itu jauh-jauh hari sebelumnya. observatorium astronomi bangsa Maya juga memiliki bentuk bangunan yang sangat spesifik. Dilihat dari sudut pandang masa kini, secara fungsional maupun bentuk luar observatorium bangsa Maya sangat mirip dengan observatorium masa kini, sebagai contoh misalnya menara pengamat observatorium Kainuoka / El Caracol yang juga terletak di kawasan Chichen Itza, di atas teras yang indah dan sangat besar pada menara tersebut, terdapat undakan kecil bertingkat-tingkat yang menuju ke teras.
El Caracol Observatory Ada beberapa kemiripan dengan observatorium sekarang, juga merupakan sebuah bangunan tingkat rendah yang berbentuk tabung bundar, pada bagian atas terdapat sebuah kubah yang berbentuk setengah bola, kubah ini dalam rancangan observatorium sekarang adalah tempat untuk menjulurkan teropong astronomi. Empat buah pintu di lantai yang rendah tepat mengarah pada 4 posisi. Jendela di tempat itu membentuk 6 jalur hubungan dengan serambi muka, paling sedikit tiga di antaranya berhubungan dengan astronomi. Salah satunya berhubungan dengan musim semi (musim gugur), sedangkan dua lainnya berhubungan dengan aktivitas bulan. Menara pengamat observatorium El Caracol ini adalah peninggalan terbesar dalam sejarah, peninggalan sejarah yang lain juga memiliki bangunan yang serupa. Semuanya dalam posisi yang saling merapat dengan matahari dan bulan. Belakangan ini arkeolog beranggapan bahwa astronom bangsa Maya pada zaman purbakala telah membangun jaringan pengamat astronomi pada setiap wilayahnya.


Hal paling mengerikan dari tempat ini adalah adanya dua cenotes (sumur alami) yang dijadikan tempat menaruh korban persembahan. Kabarnya, suku Indian Maya yang mendiami kota itu mempersembahkan jade, keramik dan bahkan manusia untuk dimasukkan dalam sumur itu.Di saat kekeringan melanda, suku Maya akan mengorbankan gadis-gadis muda untuk dimasukkan hidup-hidup ke dalam sumur itu. Chichen Itza merupakan simbol pemujaan dan ilmu pengetahuan. Peran sumur itu begitu penting karena di Semenanjung Yukatan tidak terdapat sungai. Satu-satunya sumber air ketika kekeringan melanda adalah dari sumur-sumur itu. Nama Chichen Itza pun berarti ‘di bibir mata air rakyat’ dalam bahasa Indian setempat. Dengan demikian, Chichen Itza berkembang menjadi pusat pemerintahan dan ekonomi kebudayaan Maya. Chichen Itza didirikan raja suku Toltec bernama Quetzalcoatl yang datang ke Semenanjung Yukatan bersama pasukannya. Saat itu suku Maya sudah berdiam di daerah tersebut, kemudian bersama-sama suku Toltec, mulai membangun berbagai kuil yang menyerupai piramid. Dengan demikian, periode puncak dari Chichen Itza merupakan campuran kebudayaan Toltec dan Maya. Salah satu kuil terbesar yang didirikan adalah Kukulkan. Berdasarkan legenda Maya, Kukulkan merupakan Dewa Ular Berambut jelmaan dari Quetzalcoatl. Kuil Kukulkan berupa piramid bertangga, dengan teras-teras. Di setiap sisi piramid segi empat itu terdapat anak tangga menuju puncak. Di puncak terdapat jalan masuk menuju ruangan Mahkota batu Jaguar Raja Kukulkan, yang dicat merah dan bintik-bintik hijau lumut. Di Chichen Itza ini juga terdapat sebuah lapangan permainan yang mirip dengan permainan bola basket masa kini. Permainan ‘pok ta pok’ yakni melemparkan bola melewati sebuah lingkaran di dinding 7 meter di atas tanah. Kapten dari tim yang pertama kali berhasil menembakkan bola akan dipenggal kepalanya sebagai persembahan untuk dewa-dewa. Pada tahun 1221, pemberontakan pecah. Atap-atap kayu, pasar dan kuil-kuil ksatria dibumihanguskan. Kekuasaan atas Yukatan pun berpindah ke Mayapan, sampai penakluk Spanyol datang.

Daya tarik utama adalah piramida utama, sebuah bentuk persegi yang tingginya sekitar 75 kaki, El Castillo de la Emplumada Serpiente, yang berarti “Benteng dari Serpent berbulu,” yang digambarkan di atas. Ular berbulu adalah dewa populer di berbagai kebudayaan Mesoamerika. “El Castillo” pasti tempat diadakan upacara keturunan Kukulkan. Piramida memiliki tata letak astronomi khusus sehingga permainan cahaya dan bayangan terbentuk.

Kuil Chac Mool, pada dinding dan interior yang ada ukiran pilar berwarna dan penuh dengan ular berbulu, prajurit, dan imam. Bangunan atas hanya sebagian sebenarnya mencerminkan kemegahan. Ada tiga topeng diukir dengan hidung yang sangat panjang di dinding luar dan di sudut-sudut. Pada dinding bagian dalam kubah terdapat mural dengan adegan perang dan kehidupan sehari-hari. Altar meja dan bangku mungkin digunakan sebagai tempat duduk dan takhta untuk pejabat.

Chichen Itza pertama kali dihuni antara 500 dan 900 Masehi oleh Maya tetapi untuk beberapa alasan maka ditinggalkan sekitar 900 dan 100 tahun kemudian diserang oleh Toltecs dari Utara. Ada banyak yang berkurang misalnya kedua dewa Maya termasuk dewa Chac dan Toltec termasuk Quetzacoatl. Untuk beberapa alasan kota itu ditinggalkan sekitar tahun 1300. Jika Spanyol tidak membuat kebijakan untuk membunuh semua imam Maya dan membakar buku-buku ketika mereka tiba di Meksiko, kita semua akan memiliki jawaban lagi.

Chichen Itza-Ketika pertama kali diselesaikan sebetulnya terutama menggambarkan pertanian. Selama Fase Sentral Periode Classic, disebut sebagai seni kemekaran bunga, (625-800 M) dan sains berkembang di sini. Itu saat dimana Chichen Itza menjadi pusat keagamaan penting, dibuktikan oleh bangunan yang didirikan: Red House, House of the Rusa, Wihara Biksuni, Gereja, Dzib Akab, Kuil Tiga Lintels dan House of Phalli.

Menjelang akhir Periode Classic, 800-925 AD, dasar-dasar peradaban megah ini lemah, dan Maya meninggalkan pusat agama mereka dan daerah pedesaan di sekitar mereka. Kemudian dibangun pusat-pusat yang lebih kecil dan kota-kota besar seperti Chichen Itza dikunjungi hanya untuk melakukan ritual keagamaan atau menguburkan orang mati. Orang-orang meninggalkan kota Itza pada akhir abad ke-7 Masehi dan tinggal di pantai semenanjung barat selama sekitar 250 tahun. Namun, pada abad ke-10 Masehi mereka kembali ke Chichen Itza.

Sekitar tahun 1000 Masehi Itza bersekutu dengan dua suku kuat, Xio dan Cocom, keduanya mengaku sebagai keturunan orang-orang Meksiko. Aliansi ini menguntungkan Itza selama sekitar dua abad. Selama waktu ini, orang-orang dari Chichen Itza menambahkan situs gedung-gedung megah bantalan sentuhan seni Toltec: beranda, galeri, tiang-tiang dan ukiran yang menggambarkan ular, burung dan dewa Meksiko.

Toltec mempengaruhi cara Itza yang lebih dari sekedar arsitektur. Mereka juga taat pada Itza agama mereka, yang berarti pengorbanan manusia dalam skala besar. Mereka memperluas wilayah kekuasaan mereka di Yucatan utara dengan aliansi dengan Mayapan dan Uxmal. Sebagai dasar politik Chichen Itza, kota ini ditambahkan bahkan dengan bangunan lebih spektakuler: Observatorium, Kukulkan Piramid, Kuil Warriors, MK Ball, dan Kelompok Kolom Seribu. Kuil Warriors telah dipahat dengan pilar relief, yang banyak mempertahankan warna asli mereka. Mural pernah menghiasi dinding-dindingnya. Hal ini dikelilingi oleh banyak bangunan hancur yang dikenal sebagai Grup dari Kolom Seribu. Pada 1194, aliansi Mayapan pecah antara Chichen dan Uxmal, dan kota ini secara bertahap terbengkalai.


Hingga saat ini,kita masih bisa menemukan sisa-sisa pengaruh kebudayaan Maya yang masih melekat pada beberapa penduduk di Kawasan Yucatan Peninsula dan sedikit di wilayah bagian Chiapas, bahasa asli suku Maya kuno masih banyak digunakan sebagai dialek sehari-hari mereka dan ditafsirkan empat sampai enam juta orang penduduk disekitar Yucatan masih menggunakan bahasa tsb. Hal tsb juga berlaku pada tradisi Bangsa Maya Kuno, masyarakat di Yucatan masih meneruskan banyak tradisi masyarakat Maya kuno seperti menanam tanaman pangan tradisonal mereka (jagung, buncis, cabai, tomat dan labu) dengan teknik yang sama, dan memilih menggunakan tanaman herbal sebagai obat-obatan mereka. Sekitar 550 M, Orang Maya berhasil menyelesaikan pembangunan dua buah Chichen (mulut sumur). Sumur pertama merupakan bagian yang dikeramatkan oleh mereka sedangkan bagian kedua dipergunakan untuk penggunaan sehari-hari. Chichen Itza, seperti kebanyakan pusat Maya lainnya, merupakan pusat aktivitas rohani mereka.Ritual-ritual persembahan yang ditujukan kepada para Dewa banyak dilakukan disini. Sejarah mengatakan bahwa kawasan Chichen Itza ditinggalkan oleh orang Maya disekitar 900 M, ini berbarengan dengan periode dimana 80 % Bangsa Maya dikatakan mengilang secara misterius. Hingga saat ini belum ada sebuah penjelasan yang bisa menjawab misteri menghilangnya populasi peradaban ini.

No comments:

Post a Comment